Senin, 17 Maret 2014

MAKALAH PENGERTIAN DAN TUJUAN MANAJEMEN KELAS





MAKALAH
PENGERTIAN DAN TUJUAN MANAJEMEN KELAS

Disusun untuk  memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kelas
Dosen Pengampu : Dra. Sri Ismi Rahayu, M.Pd

Disusun Oleh :
  1. Izdihar Yasmin Aulia              (1401413268)
  2. Fita Dwi Indriyani                  (1401413283)
  3. Umi Latifah                            (140141328
  4. Khaidar Ali Purnomo              (1401413304)
  5. Khoiriyah Dwi Astuti             (1401413593)
ROMBEL 2E
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
 


BAB I
PENDAHULUAN

I.                   LATAR BELAKANG
Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para calon guru, guru baru, dan bahkan guru yang telah berpengalaman. Karena calon guru, guru baru, dan guru yang telah berpengalaman berkeinginan agar para peserta didik dapat belajar dengan optimal. Dalam artian guru mampu menyampaikan bahan pelajaran dan dapat diterima oleh  peserta didik dengan baik.
Guru yang professional salah satu cirinya adalah guru yang mampu mengelola kelas dengan baik. Penciptaan kelas yang nyaman merupakan kajian dari manajemen kelas. Sebab manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan baik.
Dalam kelas segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses, guru dengan segala kemampuannya, murid dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan segala komponennya, metode dengan segala pendekatannya, media dengan segala perangkatnya, materi dengan segala sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas.
Manajemen kelas diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa.


II.                PERUMUSAN MASALAH
1.      Menjelaskan perbedaan mengajar dan manajemen kelas
2.      Menjelaskan pengertian Manajemen Kelas
3.      Menjelasakan tujuan Manajemen kelas
4.      Menjelaskan aspek, fungsi, dan masalah manajemen kelas

III.             TUJUAN
1.      Mampu Menjelaskan perbedaan mengajar dan manajemen kelas
2.      Mampu menjelaskan pengertian Manajemen Kelas
3.      Mampu menjelaskan tujuan Manajemen kelas
4.      Menjelaskan aspek, fungsi, dan masalah manajemen kelas

BAB II
PEMBAHASAN

  1. MENGAJAR DAN MANAJEMEN KELAS
Kegiatan guru di dalam kelas meliputi dua hal pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan manajerial. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan peserta didik mrncapai tujuan-tujuan pembelajaran. Kegiatan mengajar antara lain, seperti menelaah kebutuhan peserta didik, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan, mengajukan pertanyaan, dan menilai kemajuan siswa. Kegiatan manajerial kelas bermaksud menciptakan dan memeprtahankan suasana kelas agar kegiatan belajar-mengajar dapat berlangsung secara berkelanjutan. Kegiatan manajerial antara lain, seperti mengembangkan hubungan yang baik antara guru dan peserta didik, memberikan ganjaran dengan segera, mengembangkan aturan main dalam kegiatan kelompok, penghentian tingkah laku peserta didik yang menyimpang atau tidak sesuai dengan tata tertib.
Walaupun istilah mengajar dan pengajaran sering digunakan dalam arti yang sama, adalah sangat berguna apabila memandang mengajar sebagai sesuatu yang memiliki dua dimensi yang saling berhubungan yaitu pengajaran dan manajemen. Mengajar dan manajemen dapat dibedakan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran keduanya sulit dipisahkan. Manajemen kelas bermaksud menegakkan dan memelihara perilaku siswa menuju pembelajaran yang efektif dan efisien, memudahkan pencapaian tujuan pengelolaan. Pengajaran dan manajemen bertujuan menyiapkan atau memproses yaitu memproses atau menyiapkan perilaku-perilaku guru dan/ siswa yang diharapkan memberiakan kemudahan dalam pencapaian tujuan tertentu.


Dibawah ini gambaran proses pengajaran dan proses manajerial yang masing-masing meliputi 4 proses :
Proses Pengajaran
Proses Manajerial
Mengidentifikasi tujuan pengajaran
Menetapkan tujuan manajerial
Mendiagnosis kebutuhan siswa
Menganalisis kondisi yang ada
Merencanakan dan menerapkan aktivitas pengajaran
Memilih dan menerapkan strategi manajerial
Mengevaluasi keberhasilan siswa
Menilai keefektifan manajerial

  1. PENGERTIAN MANAJEMEN KELAS
Ø  Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata manus yang berarti tangan dan agree berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja manager yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan (Usman, 2004).
Sebagaimana yang diuraikan oleh Usman, bahwa manajemen menurut Mary Parker, adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari Mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. Itulah manajemen,
Sejathi menguraikan bahwa, “arti dari manajemen adalah pengelolaan, penyelenggaraan, ketatalaksanaan penggunaaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan/ sasaran yang diinginkan”. Dengan begitu, pengelolaan/ manajemen adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Sementara itu, pengertian manajemen menurut  Terry adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen. 
Lain halnya menurut Stoner & Freeman,  manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, manajemen adalah  suatu kegiatan untuk menciptakan dan memertahankan kondisi yang optimal  bagi terjadinya proses belajar  di dalamnya mencakup pengaturan orang (siswa) dan fasilitas, yang dikerjakan  mulai terjadinya kegiatan pembelajaran di dalam kelas sampai berakhirnya pembelajaran di dalam kelas.
Ø  Pengertian Kelas
Pengertian  umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Sementara, kelas menurut pengertian umum dapat dibedakan atas dua pandangan, yaitu pandangan dari segi fisik dan pandangan dari segi siswa.  Nawawi  memandang kelas dari dua sudut,  (a) Kelas dalam arti sempit yaitu, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian ini, mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangannya, antara lain berdasarkan pada batas umur kronologis masing-masing. (b) Kelas dalam arti luas yaitu suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
Sementara iru, menurut Hamalik ”kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru” . Sedangkan  menurut Ahmad (1995:1) “kelas ialah ruangan belajar dan atau rombongan belajar”. Sulaeman (2009) mengartikan bahwa kelas dalam arti umum menunjukkan kepada pengertian sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula. Kelas dalam arti luas merupakan bagian dari masyarakat kecil yang sebagian adalah suatu masyarakat sekolah yang sebagian suatu kesatuan di organisasi menjadi unit kerja secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan.
Menurut Hamiseno (2009) kelas adalah ruangan yang digunakan untuk proses belajar mengajar yang efektif dan menguntungkan serta dapat memotivasi  siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan. Kelas merupakan taman belajar bagi siswa. Kelas adalah tempat bagi para siswa untuk tumbuh dan berkembangnya potensi  intelektual dan omosional. Mengingat kelas hendaknya dimanajemen sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan belajar yang nyaman dan menyenangkan. Sedangkan syarat-syarat kelas yang baik (a) rapi,bersih,sehat, tidak lembab, (b) cukup cahaya yang meneranginya, (c) sirkulasi udara cukup, (d) perabot dalam keadaan baik,cukup jumlah dan ditata dengan  rapi, dan (e) jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang
Ø  Pengertian Manajemen Kelas
Pengertian manajemen kelas dari beberapa pakar antara lain, Weber .W.A. (1988), mendefenisikan manajemen kelas sebagai ompleks of teaching behavior of teacher efficient instruction” yang mengandung pengertian bahwa segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan serta memotivasi murid agar dapat belajar dengan baik. Eferstson dan Emmer mendeskripsikan manajemen sebagai  “those teacher behavior that  produceshigh levels of student infolfoment classroom activities and minimize student behaviors that interfiris with  dan pencapaianthe teachers or other students work and efficient use of instructional time (1998). Houston at al (1988), menegaskan bahwa “ Without effective mamanagement the learning process student for interfering with instruction“, yang mengandung pengertian bahwa tanpa manajemen yang efektif proses belajar mengajar menjadi kacau sehingga guru akan menegur murid-muridnya yang menggagu proses belajar mengajar.
Johson dan Bany, (1970) menguraikan bahwa manajemen kelas adalah merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasan kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah: sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif. Sementara Adnan Sulaeman (2009) mendefinisikan manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan belajar mencapai tujuan belajar secara efesien atau memungkinkan pesrta didik belajar dengan baik. Ahmad Sulaiman, (1995) mendefinisikan manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif yang menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan.
Arikunto, (2006) mendefinisikan  manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan penanggung jawab kegiatan belajar mengajar apa yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi yang optimal,sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.  Muliyasa (2006) mendefinisikan manajemen kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.”
Berdasarkan pandangan pendekatan operasional tertentu  (Disarikan dari Wiford A. Weber, 1986) manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin (pendekatan otoriter), yang terdiri atas perangkat-perangkat, yakni :
1.      Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi (pendekatan intimidasi).
2.      Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa (pendekatan permisif).
3.      Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk/ resep yang telah di sajikan (pendekatan buku masak).
4.      Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik (pendekatan instruksional).
5.      Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan (pendekatan pengubahan tingkah laku).
6.      Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio emosional kelas yang positif (pendekatan penciptaan iklim sosioemosional).
7.      Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan    memertahankan organisasi kelas yang efektif (pendekatan sistem sosial) Arikunto, (2004).
Selain definisi di atas, definisi manajemen kelas atau pengelolaan kelas yang dipetik dari informasi Pendidikan Nasional bahwa ada lima definisi pengelolaan kelas sebagaimana berikut ini :
1.      Pengelolaan  kelas yang bersifat otoritatif, yakni seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan ketertiban suasana kelas, disiplin sangat diutamakan.
2.      Pengelolan kelas yang bersifat permisif, yakni pandangan ini menekankan bahwa tugas guru ialah memaksimalkan perwujudan kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk merasa bebas melakukan hal yang ingin dilakukannya. Berbuat sebaliknya berarti guru menghambat atau menghalangi perkembangan anak secara alamiah.
3.      Pengelolaan  kelas  yang berdasarkan  prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavioral modification), yaitu seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan. Secara singkat, guru membantu siswa dalam memelajari tingkah laku yang tepat melalui penerapan prinsip-prinsip yang diambil dari teori penguatan (reinforcement).
4.      Pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim sosio-emosional yang positif di dalam kelas. Pandangan ini mempunyai anggaran dasar bahwa kegiatan belajar akan berkembang secara maksimal di dalam kelas yang beriklim positif, yaitu suasana hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Untuk terciptanya suasana seperti ini guru memegang peranan kunci. Peranan  guru ialah mengembangkan iklim sosio-emosional kelas yang positif melalui pertumbuhan hubungan interpersonal yang sehat. Dengan demikian, pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif.
5.      Pengelolaan kelas yang bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan sistem sosial dengan proses kelompok (group process) sebagai intinya. Dalam kaitan ini dipakailah anggapan dasar bahwa pengajaran berlangsung dalam kaitannya dengan suatu kelompok. Dengan demikian, kehidupan kelas sebagai kelompok dipandang mempunyai pengaruh yang amat berarti terhadap kegiatan belajar, meskipun belajar dianggap sebagai proses individual. Peranan guru ialah mendorong berkembangnya dan berprestasinya sistem kelas yang efektif. Dengan demikian, pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan memertahankan organisasi kelas yang efektif (Depdikbud, 1982).
Menurut Ahmad (1995:1) menyatakan “Manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan”.  Manajemen kelas merupakan usaha sadar, untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada persiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan, waktu, sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
Menurut Made Pidarta (dalam Djamarah, 2005:172) “Manajemen kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas”.  Guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem atau organisasi kelas, sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuannya, bakat, dan energinya pada tugas-tugas individual. Sudirman (dalam Djamarah 2006:172)” Manajemen kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas”. Kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksiedukatif, agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru.
“Manajemen kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran” (Mulyasa 2006:91). Sedangkan menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:177) ”Manajemen kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas”.  Ditambahkan lagi oleh Nawawi (dalam Djamarah 2006:177) ”Manajemen atau manajemen kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegitan-kegiatan yang kreatif dan terarah ”. Arikunto (dalam Djamarah 2006:177) juga berpendapat “ bahwa manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agardicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar yang seperti diharapkan”. Manajemen dapat dilihat dari dua segi, yaitu manajemen yang menyangkut siswa dan manajemen fisik (ruangan, perabot, alat pelajaran).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis yang mengarah pada penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi atau kondisi proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
  1. TUJUAN MANAJEMEN KELAS
Tujuan manajemen Kelas pada hakekatnya sudah terkandung pada tujuan  pendidikan secara umum. Menurut Sudirman (2000), tujuan manajemen kelas adalah penyediaan pasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.
Suharsimi Arikunto,(2004), berpendapat bahwa tujuan manajemen   kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya Arikuno menguraikan  rincian  tujuan Manajemen Kelas, sebagaimana berikut ini :
1.    Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2.    Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
3.    Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan siaoal, emosional  dan intelek siswa dalam belajar.
4.    Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya. Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, (1996).
Menurut Ahmad (1995:2) bahwa tujuan manajemen kelas adalah sebagai berikut:
ü  Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
ü  Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
ü  Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
ü  Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
  1. ASPEK, FUNGSI, DAN PENGATURAN SISWA DALAM MANAJEMEN KELAS
Ø  Aspek Manajemen Kelas
Aktivitas guru mengontrol, mengatur atau mendisiplinkan peserta didik adalah tindakan guru yang sudah tidak tepat lagi. Dewasa ini aktivitas guru yang terpenting adalah mengelola, mengorganisasi, dan mengkoordinasi usaha atau aktivitas peserta didik menuju tujuan pembelajaran.
Mengelolala kelas merupakan keterampilan yang diharus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis, dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek manajemen kelas. Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas yaitu :
a.       Sifat kelas
b.      Pendorong kekuatan kelas
c.       Situasi kelas
d.      Tindakan selektif
e.       Tindakan kreatif
f.       Kondisi kelas
Kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam manajemen kelas sebagai aspek-aspek manajemen kelas seperti tertuang dalam PPK di SD adalah berikut ini:
a.       Mengecek kehadiran siswa
b.      Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa
c.       Mendistribusikan bahan dan alat
d.      Mengumpulkan informasi identitas siswa
e.       Mencatat data
f.       Memelihara arsip
g.      Menyampaikan bahan pelajaran
h.      Memberikan tugas
Sementara itu, hal-hal yang perlu diperhatikan para guru dalam pertemuan dengan siswa di kelas adalah
a.       Ketika bertemu dengan siswa guru harus
1.      Memberikan salam lalu memperkenalkan diri
2.      Memberikan format isian tentang data pribadi siswa atau guru menyuruh siswa menulis riwayat hidupnya secara singkat.
b.      Guru memberikan tugas kepada siswa
c.       Guru mengatur tempat duduk siswa secara tertib dan teratur
d.      Guru menentukan tatacara berbicara dan tanya jawab
e.       Guru membuat denah kalas atau tempat duduk siswa
Ø  Fungsi Manajemen Kelas
Selain memberikan makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, manajemen kelas berfungsi :
a.       Memberikan dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerja sama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, mengubah kondisi kelas.
b.      Memelihara agar tugas-tugas itu dapat berjalan dengan lancer.
Ø  Pengaturan Siswa dalam Manajemen Kelas
Pengaturan siswa dikelompokkan kedalam dua kategori yaitu masalah individual dan masalah kelompok. Suharsimi Arikunto (1986) membedakan dan meninjau pengaturan siswa atas dua sudut pandangan sehingga ada dua jenis penelolaan siswa. Pertama, pengelolaan siswa dalam arti sempit, yang selanjutnya disebut pengelolaan atau manajemen kelas. Kedua, pengelolaan siswa dalam arti luas yaitu pengelolaan siswa termasuk juga urusan di luar kegiatan belajar.
Tindakan manajemen kelas yang dialakukan oleh seorang guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalh yang dihadapi, sehingga pada gilirannta ia dapat memilih strategi penanggualangan.
Munculnya masalah individu didasarkan pada anggapan dasar bahwa semua tingkah laku individu merupakan upaya mencapai tujuan tertentu yaitu pemenuhan kebutuhan untuk diterima oleh kelompok atau masyarakat dan untuk mencapai harga diri. Lebih lanjut Dreikurs, menyatakan bahwa akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan tersebut akan terjadi beberapa kemungkinan tindakan siswa seperti berikut :
a.       Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian oranglain. Gejala yang Nampak dari tingkah laku ini adalah siswa membadut dikelas atau dengan berbuat serba salah lamban sehingga perlu mendapat pertolongan ekstra.
b.      Tingkah laku yang ingin menunjukan kekuatan. Gejalanya adalah siswa selalu mendebat, kehilangan kendali emosiomal, marah-marah, menangis, atau selalu lupa pada aturan-aturan penting dikelas.
c.       Tingkah laku yang bertujuan menyakiti oranglain. Gejala yang mucul dari tingkah laku ini adalah tindakan menyakiti orang lain seprti mengata-ngatai, memukul, menggigit, dsbg.
d.      Peragaan ketidakmampuan. Gejalanya adalah dalam bentuk sama sekali tidak mau mencoba melakukan apapun, karena beranggapan bahwa apapun yang dilakukan kegagalanlah yang dialaminya.
Dreikurs dan Cassel (1968) menyarankan adanya penyikapan terhadap tindakan para peserta didik sebagai berikut :
a.       Apabila seorang guru merasa terganggu oleh perbuatan seorang siwa, maka kemungkinan tujuan siswa adalah untuk mendapatkan perhatian.
b.      Apabila seorang guru merasa dikalahkan atau terancam,maka kemungkinan tujuan siswa yang bersangkutan adalah ingin menunjukan kekuasaan.
c.       Apabila seorang guru merasa tersinggung atau merasa dsakiti, maka kemungkinan tujuan siswa mungkin membalas dendam.
d.      Apabila seorang guru benar-benar merasa tidak mampu berbuat apa-apa dalam menghadapi ulah siswa, maka kemungkinan yang dihadapinya adalah peragaan ketidak mampuan.
Dari empat cara/tindakan yang dilakukan individu tersebut mengakibatkan terbentuknya empat pola tingkah laku yang sering nampak pada anak usia sekolah (Maman rahman :1998) yaitu :
1.      Pola   aktif   konstruktif   yaitu   pola   tingkah   laku   yang   ekstrim,   ambisius   untuk menjadi  super star di kelasnya dan  mempunyai daya usaha untuk   membantu guru dengan penuh vitalitas dan sepenuh hati.
2.      Pola  aktif  destruktif   yaitu   pola   tingkah   laku   yang   diwujudkan   dalam   bentuk membuat banyolan, suka marah, kasar dan memberontak.
3.      Pola pasif konstruktif  yaitu pola   yang   menunjuk   kepada satu   bentuk tingkah laku   yang   lamban   dengan   maksud   supaya   selalu   dibantu   dan   mengharapkan perhatian.
4.      Pola pasif destruktif yaitu pola tingkah laku yang menunjuk kemalasan (sifat pemalas) dan keras kepala.
Sedangkan   masalah   kelompok,   menurut   Lois   V.   Jhonson   dan   Mary   A.Bany mengemukakan tujuh kategori masalah kelompok dalam pengelolaan kelas, yaitu :
1.      Kelas kurang kohesif, karena alasan  jenis kelamin, suku, tingkah  laku sosio- ekonomi dan sebagainya.
2.      Kelas     mereaksi     negatif   terhadap     salah   seorang    anggotanya,      misalnya mengejek teman kelasnya yang menyanyi dengan suara sumbang.
3.      Penyimpangan         dari   norma-norma       tingkah    laku   yang    telah   disepakati sebelumnya,       misalnya     sengaja    berbicara     keras-keras    di   runga     baca perpustakaan.
4.      Membesarkan   hati   anggota   kelas       yang   justru   melanggar   norma   kelompok, misalnya pemberian semangat kepada badut kelas.
5.      Kelompok   cenderung   mudah   dialihkan   perhatiannya   dari   tugas   yang   tengah digarap.
6.      Semangat   kerja   rendah   ,   misalnya   semacam   aksi   protes   kepada   guru   karena menganggap tugas yang diberikan kurang adil.
7.      Kelas    kurang    menyesuaikan      diri  dengan   keadaan    baru,   seperti  perubahan jadwal, atau guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru yang lain.
Lebih lanjut Johnson dan Bany mengemukakan ciri-ciri kelompok dalam kelas seperti berikut :
a.        Kesatuan Kelompok
Kesatuan kelompok memegang peranan penting dalam mempengaruhi anggota-anggotanya dalam bertingkah laku. Kesatuan berkaitan dengan komunikasi, perubahan sikap dan pendapat, standar kelompok, dan tekanan terhadap perpecahan kelompok atau ketidaksatuan. Penggunaan dominasi yang kuat oleh anggota kelompok dapat meningkatkan kesatuan. Kesatuan dapat dikembangkan dengan menolong siswa agar menyadari hubungan mereka satu sama lain merupakan alat pemersatu.
b.      Interaksi dan Komunikasi
Interaksi terjadi dalam komunikasi. Jika beberapa orang atau anggota mempunyai pendapat tertentu, terjadilah komunikasi dalam kelompok dan diteruskan dengan interaksi membahas pendapat tersebut yang sering disertai dengan emosi yang memperkuat interaksi. Oleh karena itu, tiap kelompok hendaknya berusaha memperrtahankan interaksi kelompoknya. Agar terjaadi interaksi dan komunikasi yang diharapkan, guru perlu membantunya supaya tugas-tugas belajar dapat berlangsung secara wajar. Guru perlu mengetahui kebutuhan berkomunikasi siswa-siswanya dan memberikan kebebasan kepadanya untuk berbicara. Komunikasi verbal atau nonverbal, bila tidak terselesaikan dapat membuat situasi rusak. Untuk membantu mereka, guru perlu mengetahui latar belakang mereka.
c.       Struktur Kelompok
Struktur informal dalam kelompok dapat mempengaruhi struktur formal. Beberapa individu yang mungkin merupakan struktur informal, bila selalu ditempatkan pada posisi yang tinggi, dapat merusak keakraban kelompok. Tempat anggota dalam kelompok perlu diusahakan agar menarik baginya. Posisi di atas bila perlu bisa dibuat berganti-ganti.
d.      Tujuan-tujuan Kelompok
Apabila tujuan-tujuan kelompok ditentukan bersama oleh siswa dan guru dalam hubungan dengan tujuan pendidikan, anggota-anggota kelompok akan bekerja lebih produktif dalam menyelesaikan tugasnya. Dengan kata lain, siswa akan bekerja dengan baik apabila hal itu berhubungan dengan tujuan-tujuan mereka.
e.       Kontrol
Hukuman-hukuman yang diciptakan bersama antara guru dan siswa yang akan dikenakan pada siswa yang melanggar, mungkin dapat memperkecil pelanggaran, kendatipun beberapa anak tetap akan tidak dapat belajar dengan baik. Cara yang baik adalah guru harus mendiagnosis kebuutuhan dan kesukaran kelompok sebelum membantu mereka. Tindakan-tindakan yang digunakan untuk mengontrol kelas dari yang paling ke paling baik ialah:
1) Hukuman dan ancaman
2) Pengubahan situasi dan pendapat
3) Dominasi atau pengaruh
4) Kerja sama atau partisipasi
f.       Iklim Kelompok
Iklim kelompok adalah hasil dari aspek-aspek yang saling berhubungan dalam kelompok atau produk semua kekuatandalam kelompok. Iklim kelompok ditentukan oleh tingkat keakraban kelompok sebagai hasil dari aspek-aspek tersebut di atas. Keakraban yang kuat akan mengontrol perilaku anggota-anggotanya. Iklim kelompok merupakan hal yang penting dalam mengadakan perubahan dalam kelompok.
Di samping masalah individu dan masalah kelompok, hal lain yang erat kaitannya dengan manajemen kelas adalah organisasi sekolah. Organisasi sekolah menentukan penempatan siswa, pemanfaatan kemampuan dan bakat guru-guru, dan pengelolaan fisik. Organisasi, prosedur, tujuan, dan fisik direncanakan untuk menentukan perilaku siswa.
Pengaruh organisasi sekolah dipandang menentukan di dalam pengarahan perilaku siswa. Guru dan siswa dipengaruhi oleh organisasi sekolah secara keseluruhan, termasuk cara pengelompokan, kurikulum, rencana fisik, peraturan-peraturan, nilai sikap, dan tindakan. Asumsi ini masuk akal sebab organisasi sosial sebagai sub-sistem dari sistem sosial yang lebih luas termausk sistem persekolahan nasional.
Kebijakan dan peraturan sekolah memberikan refleksi kepada sikap, nilai, organisasi, tujuan, dan perilaku siswa dalam kelas. Peraturan merupakan penerapan kebijakan. Peraturan-peraturan secara tertulis tidak mengakibatkan interpretasi yang berbeda-beda, lain halnya dengan peraturan tidak tertulis. Peraturan tidak tertulis akan membuat interpretasi yang berbeda-beda antara satu sekolah dengan sekolah lain atau antara guru dengan guru lain. Keadaan ini merupakan salah satu aspek organisasi sekolah yang kurang efektif dalam menunjang penciptaan suasana belajar.

BAB III
PENUTUP

  1. KESIMPULAN
Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan situasi kelas yang kondusif dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal. Tujuan manajemen kelas adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, menyenangkan, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan tenang, memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin dan membentuk prilaku berbudaya dan berakhlak mulia.
Keberhasilan guru mengajar di kelas tidak cukup bila hanya berbekal pada pengetahuan tentang kurikulum, metode mengajar, media pengajaran, dan wawasan tentang materi yang akan disampaikan kepada anak didik. Di samping itu guru harus menguasai kiat manajemen kelas. Guru hendaknya dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang menguntungkan bagi anak didik supaya tumbuh iklim pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
  1. SARAN
Demikianlah makalah ini dibuat semoga bermanfaat dalam menambah wawasan kita semua, penyusun menyarankan pembaca untuk memberikan kritikan dan saran yang membangun untuk kesuksesan makalah selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta.
Faturrahman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung : PT Refika Aditama.
Sutikno, Sobry. 2005. Pembelajaran Efektif, Apa dan Bagaimana Mengupayakannya. Mataram : NTP Press..
Sardiman. 2004. Strategi Belajar Mengajar. , Jakarta  : RajaGrafindo Persada.
Rachman, Maman. 1998. Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Ekosiwoyo,Rasdi,dkk.20002.Manajemen Kelas. Semarang : IKIP Semarang press

2 komentar:

  1. SUKRON ...... SAYA MERASAKAN BANYAK MANFAAT SEKALI LAGI SUKRON JAZA KUMULLAH

    BalasHapus
  2. How to get lucky when you open your casino site
    The following list of slots, video poker, video luckyclub.live keno, baccarat, poker, and the live games on the market. Play for free in

    BalasHapus